Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Jantung (perikarditis, Miokarditis, Endokarditis)

 


 

 

 

 

 

 

 

 A. Definisi 

    Perikarditis adalah perdangan lapisan paling luar jantung (membran tipis yang mengelilingi jantung) yang terdiri dari perkardium viseral dan perkardium parietal, sedang definisi miokarditis adalh peradangan pada otot jantung atau miokard, sedangkan endokarditis adalah peradangan pada lapisan jantung bagian dalam atau endokard. Maka peradangan pada jantung bisa mengenai pada perikardium atau miokardium atau endokardium, apabial mengenai ketiga-tiganya maka disebut pankarditis.

B. Etiologi

    Penyebab peradangan pada jantung menurut H.Winter Griffith M.D. 1994, kadang-kadang tidak terlalu diketahui penyebabnya, yang paling umum diketahui karena: Infeksi virus, Demam rematik dan penyakit lainnya dari jaringan ikat, seperti lupus eritematosus, gagal ginjal kronik, komplikasi serangan jantung koroner, komplikasi pemebedahan jantung, komplikasi cedera dada, termasuk penggunaan kateter jantung, ataut penyebaran kanker ke otot jantung. Penjelasan tentang proses terjadinya peradangan jantung atau patofisiologi. bahwa virus atau bakteri tampak kepentingannya meningkat sebagai penyebab perikarditis primer.

    Sebenaranya beberapa peneliti percaya bahwa virus terutama menyebabkan kasus perikarditi "idiopatik" akut, walaupun tidak semua. Dianatara kasus perikarditis virus yang dikenal yang disebabkan oleh virus Coxsackie B, influenza A  dan B, Patognesis perikarditis virus tidak jelas. Sering terjadi infeksi akut saluran bagian pernapasan bagian atas, walaupun demikian tidak diketahui dengan jelas virus penyebab itu kemudian menyebar ke dalam perikardium. Terdapat beberapa penunjang pandangan itu, bahwa banyak virus tidak secara langsung menyerang jaringan perkardium, tetapi lebih utama dengan berbagai cara mengalahkan hipersensivitas yang kemudian melibatkan perkardium.

    Bakteri daoat mencapai perikardium baik secara langsung dari struktur terkena seperti paru dan pleura, atau oleh karena penyebaran hematogen atau limfatik. Terutama pada anak, periikarditis staphilokokus relatif sering dan hampir selalu diikuti entah dengan pneumoni atau osteomielitis. Nyatanya baik penyertaab perkarditis spesis yang menguasai gambaran klinik maupun hanya sebagian kecil gambaran klinik, memang bervariiasi. Perikarditis neoplasi,  hampir selalu berasal dari tumor langsung atau Metastase tumor yang terjadi di luar perkardium. Paling sering penyebaran langsung dari limfoma mediastinum  atau dari karsinoma bronkogenik atau esofagus. 

    Meskipun metasis kanker apapun dalam tubuh dapat melibatkan perkardium, penyebaran semacam itu pada umumnya jarang. Perikarditis traumatik relatif lebih sering disebabkan oleh karena dada tak tembus. Hal ini mencerminkan baik kontusi ringan permukaan perikardium jantung maupun adanya darah dalam kantung perkardium yang menyebabkan respon perbaikan, seperti dalam ruang pleura atau peritoneum. Jarang luka tembus dada menyebabkan penyebaran langsung kuman ke dalam ruang periikardium, yang menyebabkan perikarditis supuuratif.

C. Gejala

    Dampak dari adanya peradangan pada jantunng, maka akan muncil gejala, gejala ini muncul akibat gangguan kontraksi atau pompa jantung akibat adanya peradangan, akibat peradangan tersebut, akan muncul nyeri dada yang akan bertambah jika pasien bergerak atau berkurang jika pasien duduk atau meringkuk, gejala lainnya adalah napas cepat, batuk-batuk, demam dan menggigil serta lesu. Penyakit peradangan pada jantung dapat ditegakkan dengan perekaman EKG yang hasilnya akan menunjukkan gambaran Low Voltage  dan foto thorak. Akibat adanya perdangan jantung akan memunculkan komplikaasi yang dapat terjadi adalah gagal jantung akibat penurunan daya pompa jantung sehingga cardiac output akan turun.

     Nah kalau dapat di simpulkan bahwa penyakit peradangan jantung adalah peradangan mengenai otot jantung baik mengenai perkard, miokard atau endokard kalau ketiganya terkena maka disebut pankarditis. Dampak adanya perdangan ini akan mengakibatkan penurunan daya kontraktilitis jantung sehingga akan memunculkan komplikasi gagal jantung.

D. Asuhan Keperawatan

    Pengkajian keperawatan menurut Marulynn E Doengoes, 1999 adalah sebagai berikut:

  1. Aktifitas/istirahat, Gejala: Kelelahan, kelemahan, Tanda: Takikardi, penurunan tekanan darah, dispnea saat aktivitas.

  2. Sirkulasi Gejala: Riwayat deman rematik, penyakit jantung kongenital, bedah jantung (CABG (coronary artery by passgraf)/penggantian akut), palpitasi, jatuh pingsan. Tanda: takikardi, distrimia, perpindahan tiim (titik impuls maksimal) kiri dan inferior (pembesaran jantung) friction rub perikardia (biasanya intermiten, terdengar di batas sternal kiri), murmur aortik, mitari, stenosis/insufisiensi trikuspid: perubahan dalam marmur yang mendahului: disfungsi otot papilar, edema, petekie (kongjungtiva, membran mukosa), hemoragi splinter (punggung kuku), nodus oster (jari/ibu jari).

  3. Eliminasi Gejala: Riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal, penurunan frekuensi/jumlah uurine. Tanda: urine pekat gelap.

  4. Nyeri/ketidaknyamanan Gejala: Nyeri pada dada (nyeri sedang sampai berat) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring. Hilang dengan duduk, bersandar kedepan, tidak hilang dengan pemberian nigtrogtoserin.

  5. Pernapasan Gejala: Napas pendek. Tanda: dispnea, batuk, inspirasi mengi, takipnea, krekels, ranki, pernapasan dangkal. 

  6. Keamana, Gejala: Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun, SLE, atau penyakit lainnya. Tanda: demam.

Langkah selanjutnya adlah menyusun rencan tindakan keperawatan. Rencan tindakan keperawatan pada pasien dengan peradangan jantung meliputi:

  1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi perkardium; Efek-efek sistemiik dari infeksi. Tujuannya adalah : mengindentifikasi metode yang membero penghilangan nyeri, pasien melaporkan nyeri hilang/terkontrol, mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalih sesuai denan indikasi untuk situasi individual. Sedangkan intervensi meliputi: pantau keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemeberat atau penurun, Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan, misalnya; perubahan posisi, gosokan punggung, penggunaan kompres panas/dingin, dukuungan emosional, berikan aktivitas hiburan yang tepat, berikan obat sesuai indikasi, berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.

  2. Intoleran aktivitas berhungan dengan pembatasan pengisi jantung/ kontraksi ventrikel, penurunan curah jantung. Tujuan adalah menunjukan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas, mendemonstrasikan penurunan tanda fisiologis intoleransi, mengungkap pemahaman tentang pembatasan terapeutik yang diperlukan. Intervensi keperawatannya meliputi: Kaji kemampuan aktivitas pasien, berikan aktiviitas sesuai dengan kemampuan pasien, berikan wajtu istirahat disaat tindakan keperawatan, observasi tanda-tanda vital sebelaum dan sesudah tindakan.

  3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi. Tujuannya adalah pasiend menunjukan penurunan episodee dispnea, angina dan disritmia, mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung. Intervensi keperawataanya meliputi: pantau frekuensi/irama jantung, auskultsi bunyi jantung, dorong tirah baring dalam posisi semi fowler, berikan tindakan kenyamanan, misalanya; aktivitas hiduran dalam toleransi jantung, dorong penggunaan teknik manajemen stress, misalnya; bimbingan imajinasi, latihan pernapasan. Observasi tanda-tanda vital. Bantu dalam perkardionsentesis darurat. Siapkan pasien untuk pembedahan, bila diindikasikan. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik/antimikrobial intravena.

  4. Kurang pengetahuan tentang kondisi/berhubungan denan kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau komplikasi. Tujuan yang di harapkan meliputi: Menyatakan pemahaman tenatang proses implamasi, kebutuhan pengobatan dan kemungkinan komplikasi. Mengidentifikasi/melakukan pola hidup yanag perlu atau perubahan perilaku untuk mencegah terulangnya atau terjadinya komplikasi. Intervensi keperawatan meliputi: jelaskan efek imflamasi pada jantung, ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yyang diilaporkan dengan segera pada pemeberi perawatan, contoh: demam atau peningkatan nyeri dada tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas. Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet/pertimbangan khusus; aktivitas yang diizinkan/dibatasi. Kaji ulang perlunya antibiotik jangka panjang/terapi antimikrobakterial. Tingkatkan praktik kesehatan seperti nutrisi yyang baik, kesesimbangan antara aktivitas dan istirahat, pantau status kesehatan sendiri dan melaporkan tanda infeksi.

ads
Powered by Blogger.